Masyarakat Multikultural

Macam-Macam Masyarakat Multikultural 
Keragaman struktur budaya dalam masyarakat menjadikan multikulturalisme terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu:
Multikulturalisme Isolasi. Masyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang saling mengenal satu sama lain. Kelompok-kelompok tersebut pada dasarnya menerima keragaman, namun pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya. Contohnya masyarakat suku Kajang yang ada di Kabupaten Bulukumba yang masih mengisolasi diri dan mempertahankan budaya mereka dari budaya luar, namun tetap menerima keragaman masyarakat selain masyarakat mereka seperti tetap berinteraksi dengan masyarakat lain.
Multikulturalisme Akomodatif. Masyarakat ini memiliki kultur dominan, yang membuat penyesuaian-penyesuaian dan akomodasi- akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, serta memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mengembangkan/ mempertahankan kebudayaan mereka. Sebaliknya, kaum minoritas tidak menentang kultur dominan. Contohnya suku Jawa yang ada di daerah Palopo.
Multikulturalisme Otonomi. Dalam model ini kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif dapat diterima. Prinsip-prinsip pokok kehidupan kelompok- kelompok dalam multikultural jenis ini adalah mempertahankan cara hidup mereka masing-masing yang memiliki hak-hak sama dengan kelompok dominan. Mereka juga menentang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Contohnya kelompok feminis yang memperjuangkan kesetaraan gender.
Multikulturalisme Kritikal/Interaktif. Jenis multikulturalisme ini terjadi pada masyarakat plural di mana kelompok-kelompok yang ada sebenarnya tidak terlalu menuntut kehidupan otonom, akan tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang menegaskan perspektif-perspektif distingtif (membedakan) mereka. Kelompok dominan dalam hal ini tentunya menolak, bahkan berusaha secara paksa menerapkan budaya dominan mereka dengan mengorbankan budaya kelompok-kelompok minoritas. Contohnya kelompok lesbian, gay, biseksual dan transeksual (LGBT) sebagai kelompok minoritas yang ingin diakui eksistensi oleh kelompok mayoritas atau masyarakat luas, sebagai kelompok yang ingin mendapatkan perlakuan yang sama dengan kelompok yang lain.
Multikulturalisme Kosmopolitan. Kehidupan dalam multikulturalisme jenis ini berusaha menghapus segala macam batas-batas kultural untuk menciptakan masyarakat yang setiap individu tidak lagi terikat pada budaya tertentu. Bisa juga sebaliknya, yaitu tiap individu bebas dengan kehidupan-kehidupan lintas kultural atau mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Contohnya kehidupan di kota Makassar yang hidup berdampingan dengan kultur yang berbeda.

Komentar